Kamu pasti sudah tahu MacBook terbaru itu kan? Iya itu, MacBook ukuran 12″ itu. MacBook yang warna-warni dan menonjolkan sisi mobilitasnya itu lho. MacBook paling tipis dan ringan itu. MacBook yang digadang-gadang sebagai awal masa depan dunia nirkabel. Dengan meningkatkan sisi mobilitasnya dengan membuatnya ekstra ringan dan tipis, pasti ada saja yang dikorbankan.
Desain yang tipis dan ringan tentu menjadi dambaan setiap orang. Namun jangan pernah lupakan kualitas performanya juga. Selalu ada kelebihan dan kekurangan dalam setiap produk. Termasuk juga MacBook yang satu ini. Di sisi lain begitu disegani, di sisi lain juga dibenci.
Menurutmu, apakah MacBook 12″ itu layak dibeli?
Layak Dibeli. Karena…
MacBook model ini memang ditujukan untuk para anak muda dan pengguna yang bekerja mobile seperti saya ini hehehe. Macbook ini menawarkan desain yang modern dan warna-warni serta dimensi yang super tipis dan ringan. So, MacBook ini sangat ringan dan mudah dibawa-bawa. Mau dimasukkan ke tas yang ramping, atau bahkan tas khusus MacBook yang juga ramping. Mau buat kerja di cafe, di kampus, hingga di gazebo taman umum semuanya bisa.
MacBook ini sangat hemat baterai. Ini karena efisiensi dari hardware itu sendiri. Model terbaru bisa bertahan 10 jam non stop. Namun bila untuk penggunaan normal seperti menulis laporan menggunakan Microsoft Word, tentu saja bisa lebih tinggi. Mungkin bisa 12 jam kali ya. Mantap ini khususnya buat para mahasiswa deadliner.
Meskipun tipis dan baterai awet, namun jangan salah. Performanya juga layak diperhitungkan. Intel Core m3 dan m5, RAM 8GB, serta layar Retina Display membuatnya sangat worth buat dimiliki.
Tidak Layak Dibeli. Karena…
Setidaknya ada satu alasan mengapa kita-kita, khususnya di Indonesia, nggak bakal beli MacBook model ini. Alasan itu adalah karena hanya ada satu port yang disediakan di MacBook model ini. Port itu juga merupakan port terbaru USB, namanya USB Type-C. USB model ini masih belum populer di Indonesia. USBnya belum populer, eh disediainnya juga cuma satu. Itupun juga berbagi antara perangkat eksternal dengan charger. Selain itu, harganya juga masih (sangat) mahal.
Mengapa Apple hanya menyediakan satu port saja? Karena di Amerika sana, budayanya sudah serba nirkabel. Mulai dari printer hingga smart house, semua serba nirkabel. Jadi, penggunaan port yang berlebihan sangat tidak disukai di sana. Lebih baik dihilangkan daripada ada tapi nganggur. Kalau di Indonesia, ya pasti nggak bakal nyaman pakai MacBook ini. Pengguna di Indonesia memang masih suka komputer dengan banyak port soalnya lebih bisa memenuhi kebutuhan seperti port USB, ethernet, hingga port VGA.
Nah bagaimana menurutmu? Apakah MacBook model 12″ ini layak untuk dimiliki saat ini?