Bila kita membicarakan komputer model apa yang akan atau harus kita beli, hampir semuanya pasti akan berkutat pada dua pilihan.
PC dan Mac.
PC secara khusus berarti semua komputer berbasis Windows, dan Mac adalah sebutan untuk semua komputer keluaran Apple. Kedua produk ini sangat berbeda, mulai dari sistem operasi, pilihan produk, hingga harga yang ditawarkan.
Bagi sebagian besar orang, harga adalah pertimbangan nomor satu dalam memilih perangkat komputer. Mac selalu dianggap sebagai komputer mahal. Banyak orang menganggap bahwa membeli Mac hanya akan membuang-buang uang secara percuma.
Jika bisa membeli PC seharga 5 jutaan yang sudah berkualitas bagus, buat apa beli Mac yang harganya puluhan juta rupiah? Jika kita hanya melihat harga akhir saja, tentu saja kita semua setuju bahwa Mac memang lebih mahal. Namun apakah benar-benar lebih mahal?
Komparasi Kualitas Hardware
Mari kita asumsikan kita membeli PC atau laptop dengan merk yang paling umum. Spesifikasinya adalah sebagai berikut :
- Intel Core i5 2.9 Ghz (Generasi ke 3, 4, atau 5)
- RAM 8 GB,
- Intel HD Graphic 5500 + Nvidia GeForce,
- Layar 14 full HD,
- Harddisk 500GB.
- Non OS / Windows 7/ Windows 8.1/Windows 10
Jika kita ambil yang non OS, kita bisa mendapatkannya dengan harga mulai 7 jutaan untuk merk biasa, hingga 9 jutaan untuk merek keluaran produsen terbaik. Untuk yang sudah terdapat OS Windows 10 versi Pro, harganya bisa bervariasi dari 10-13 Jutaan. Oke kita asumsikan saja harga terbaik adalah 12 jutaan.
Bandingkan dengan Macbook Pro Retina dengan spesifikasi sebagai berikut :
- Intel Core i5 2.7 Ghz (Generasi ke 5)
- RAM 8 GB
- Intel Iris Graphic
- Layar 13.3 Retina Dsiplay
- Flash Storage 256GB.
- OS X El Capitan
Dengan spesifikasi tersebut, kita harus merogoh kocek sebesar 23 jutaan.
Sangat kontras sekali bukan? Namun apakah yang membuatnya menjadi semahal itu?
Jawabannya adalah kualitas hardware yang digunakan. Prosesor yang digunakan Apple untuk produk keluaran terbaru selalu minimal Intel Core i5 generasi terbaru yang lebih efisien dalam penggunaan daya.
Jika ada produsen yang menawarkan prosesor yang punya clock cepat dan berharga murah, coba cek apakah teknologinya masih jadul atau sudah yang terbaru.
Lalu penggunaan Flash Storage yang jauh lebih cepat ketimbang Hardisk. Flash Storage jauh lebih cepat, lebih efisien, lebih hemat daya, lebih tahan panas, dan lebih tenang (tidak berisik).
Penggunaan Intel Iris Graphic memang agak disayangkan bagi para pecinta game. Meskipun demikian, Intel Iris kualitasnya bisa dikatakan setara dengan dedicated graphic seperti Nvidia kelas menengah. Bermain game HD seperti GRID hingga mengedit video 4K tentu bukan perkara sulit. Yang menjadi kelebihannya adalah, Intel Iris jauh lebih hemat dan efisien dalam penggunaan daya. Jadi kamu bisa bekerja berjam-jam dengan Intel Iris tanpa harus kehilangan performa.
Macbook Pro 13 bisa bertahan 10 jam, sedangkan Macbook Air 13 bisa bertahan 12 jam. Perpaduan performa dan ketahanan baterainya sungguh luar biasa kan?
Software
Software menjadi pertimbangan berikutnya. Jika kita membeli PC non OS, tentu saja kita belum mendapatkan OS. Dalam perbandingan ini mari kita asumsikan bahwa semua software yang kita gunakan berlisensi asli dan legal. Jadi dalam perbandingan ini, tidak ada yang ilegal / crack ataupun versi bajakan lainnya.
Untuk komputer non OS, kita bisa membeli Windows berlisensi asli seharga beberapa juta rupiah. Windows 10 Pro dijual seharga 3.7 Jutaan. Kita anggap saja mendapatkan diskon jadi hanya bayar 3.5 jutaan.
INGAT! Lisensi Office tidak termasuk dalam pembelian Windows. Jadi, kalau kita mau bermain-main dengan Word, Excel, PowerPoint, dan OneNote kita perlu bayar lagi. Harga Word, Excel, PowerPoint terbaru versi 2016 masing-masing harganya sekitar 1 jutaan.
Belum lagi aplikasi Personal Information Management handal Outlook 2016 dijual seharga 2 Jutaan. Total yang harus dikeluarkan adalah 5 jutaan. Jika kita beli paket Office 2016 Home and Business, kita cukup 4.3 jutaan saja. Anggap saja kita dapat diskon dan cukup bayar 4 jutaan saja.
Jadi jika kita beli PC non OS dan harus menginstall Windows 10 Pro dan Office 2016, maka yang harus dibayar adalah 9 + 3.5 + 4 = 16.5 jutaan. Atau anggap saja kita sudah punya PC ber-OS Windows dan tinggal beli Office. Kita cukup bayar 12 + 4 = 16 jutaan.
Sudah? Masih ada lagi? Anggap saja sudah cukup.
Bandingkan dengan saat kita membeli komputer Mac atau Macbook. Semua Mac dan Macbook sudah dilengkapi dengan OS X yang sama. OS X yang sudah terinstall tentu saja berlisensi asli.
Di dalam OS X tersebut sudah ada banyak aplikasi atau program-program pendukung. Sebut saja paket iWork seperti Pages, Numbers, dan Keynote. Ketiga aplikasi ini adalah alternatif untuk Microsoft Word, Excel, dan PowerPoint. Meskipun secara fitur jelas kalah, namun jika hanya untuk membuat laporan praktikum atau menulis skripsi, tentu saja iWork sanggup melakukannya.
Ada juga aplikasi Mail yang kualitasnya cukup mendekati Outlook. Masih ada lagi, yaitu iLife yang terdiri dari iMovie dan GarageBand. iMovie adalah aplikasi editing video yang lumayan bagus, sedangkan GarageBand adalah aplikasi yang berfungsi sebagai studio musik.
Tentunya masih banyak lagi aplikasi-aplikasi berkualitas seperti iTunes, iBook, FaceTime, Message, Kalender, Peta, Kontak, dan lain-lain. Bahkan untuk para developer atau pengembang aplikasi iPhone, iPad, dan Mac kita bisa mengunduh tool lengkap dalam aplikasi bernama Xcode secara gratis.
Jadi kesimpulannya adalah, saat kamu membeli komputer Mac, anggap saja beli Macbook, saat keluar dari kotaknya bisa langsung digunakan. Kita tidak perlu lagi menginstall ini itu lagi. Jadi, jika ditotal harga aplikasi tadi juga bernilai jutaan rupiah.
Dukungan Produsen
Misal kamu beli PC merek A, dukungan seperti apakah yang akan kamu dapatkan? Dukungan paling utama mungkin saja adalah garansi 1 tahun.
Apakah sudah itu saja?
Tiap produsen pasti berbeda-beda dalam hal dukungannya. Dukungan yang paling fundamental bagi pengguna PC adalah masalah driver. Tiap produsen punya driver sendiri. Jika produsen tersebut tidak mengupdate driver, maka bisa dipastikan tidak mampu berjalan dengan optimal.
Saya pernah mengalaminya, driver Wi-Fi saya tidak diupdate untuk berjalan di Windows 10. Alhasil, saya tidak bisa menggunakan Wifi dan harus rollback ke Windows 8.1.
Lalu dukungan kepada konsumen tentang bantuan dan troubleshooting. Hampir tidak ada yang menyediakannya secara lengkap. Biarpun ada, masih terkesan sangat berbelit. Sebut saja laptop saya dulu. Situs dukungannya ada banyak dan berbeda beda. Ada situs khusus Asia Pasifik, khusus Eropa, dan khusus Amerika Utara. Sangat membingungkan.
Bandingkan dengan Apple. Dukungan Apple di sini bukan cuma dukungan hardware dan driver, namun juga software dan hal-hal teknis lainnya. Misalnya saja adalah update software. Semenjak OS X Maverick dirilis gratis, sekarang OS X semakin diminati. Dukungan update tidak cuma gratis, namun juga sangat mudah. Cukup masuk ke Store lalu download, dan tunggu proses updatenya.
Dukungan lainnya adalah dalam bentuk bantuan serta troubleshooting. Jika kita bingung tentang cara menggunakan fitur tertentu, kita cukup buka web Apple atau mengunduh buku panduan di iBook. Panduan yang diberikan Apple sangat lengkap, dan hampir semuanya sudah mendukung Bahasa Indonesia. Jadi saat kita beli produk Apple, kita tidak merasa dilepas begitu saja.
Apple memberikan semua informasi dari cara menggunakan produk hingga cara mengatasi masalah. Tentu saja yang saya sukai adalah sudah mendukung Bahasa Indonesia.
Citra dan Kepuasan Konsumen
Jika ngomongin citra dan kepuasan pelanggan, harus diakui masih belum ada yang bisa menyaingi Apple. Apple bisa dibilang luar biasa. Mulai dari marketing yang menciptakan kesan bahwa Mac adalah produk unggulan, hingga menciptakan kesan bahwa Mac hanya untuk orang-orang serius, para desainer, musisi, hingga developer.
Kualitas produk Mac juga sangat hebat. Mulai dari OS X yang revolusioner, hardware berkualitas tinggi, bahkan hingga kualitas dukungan Apple terhadap konsumennya. Tidak heran jika banyak sekali kaum kaum fanatik terhadap produk Apple, atau yang lebih dikenal sebagai Fanboy.
Jadi setelah dihitung-hitung secara kasar, inilah perbandingan antara sebuah PC berkualitas dengan sebuah Macbook Pro Retina.
- Harga PC berkualitas termasuk Windows 10 Pro dan Office 2016 terbaru adalah sekitar 16 jutaan. Belum ada program-program penunjang lain seperti editing video, musik, maupun program lain. Dukungan bisa bervariasi dari berbagai produsen. Masalah kompabilitas software dan driver tentu ada kemungkinan sangat besar. Bisa saja saat PC sudah tua dan ada versi Windows terbaru, driver tidak diupdate lagi dan tidak kompatibel?
- Harga sebuah Macbook Pro Retina 13 adalah 23 jutaan. Jika promo, kamu bisa mendapatkannya lebih murah. Saat dikeluarkan dari kotak, bisa langsung dipakai. Sudah terpasang OS X dan puluhan aplikasi penunjang seperti iWork, iLife, Email, Peta, Kontak, Messaging, dan lain-lain. Masalah dukungan driver, bantuan, hingga troubleshooting bukanlah sesuatu yang perlu dipikirkan. Apple sudah menyiapkan segalanya untuk kamu. Mac secara desain dan sistem operasi juga lebih indah dibandingkan dengan produk lain.
Kesimpulannya adalah
- Mac harganya mahal karena Mac memang didesain sebagai produk premium yang berkualitas dan berkemampuan tinggi. Jika membeli komputer yang hanya untuk mengetik di Microsoft Word, tentu saja Mac akan sangat mubazir.
- Ternyata pengguna PC, khususnya yang spesifikasinya setara Mac, harus merogoh kocek lebih dalam untuk mendapatkan berbagai software seperti Windows dan Office secara legal. Bandingkan dengan Mac yang sudah terisi OS X dan puluhan aplikasi penunjang lainnya yang bisa langsung dipakai.
- Mac tidak murah karena Mac memang diciptakan sebagai produk premium berkualitas tinggi. PC premium berbasis Windows juga tidak ada yang murah. Lihat saja harga Surface Book yang berkisar di harga 30 jutaan.
- Secara matematis harga Mac memang lebih mahal dibandingkan dengan PC yang spesifikasinya sama atau sedikit lebih tinggi. Namun jika melihat kualitas hardware, software, hingga dukungan Apple yang lengkap apakah Mac selalu lebih mahal? Relatif
Jadi jika ada yang bilang Mac mahal, itu BENAR! Karena Mac memang tidak ditujukan untuk pasar low-entry, tetapi pasar komputer premium yang berspesifikasi dan berkualitas tinggi. Semua PC premium berkualitas tinggi berbasis Windows juga tidak ada yang murah.
Jika ingin komputer murah, maka Mac bukan jawabannya karena itu memang bukan pasar yang dituju oleh Mac.
Bagaimana menurutmu?