Saya pernah punya cerita lucu dari temannya teman saya. Ketika dia sudah membeli MacBook, dia baru sadar kalau MacBook tidak ada Windowsnya. Nah lho?
Saya sampai ngakak pas diceritain hal ini. Entah benar atau tidak, ternyata masih banyak orang beli MacBook dan berbagai komputer Mac cuma buat gaya-gayaan saja. Bahkan banyak lho yang tidak bisa mengoperasikannya. Ujung-ujungnya dijual. Alasannya sederhana, karena tidak ada WIndowsnya.
Sebenarnya bisa kok diinstall Windows. Bahkan bisa dengan dua cara, yaitu secara Real Machine dengan Boot Camp, atau secara Virtual Machine dengan aplikasi khusus. Kamu bisa memilih salah satu, atau bahkan keduanya. Tentu saja ada plus minusnya. Nah, apa sajakah itu?
Resource
Boot Camp akan mengubah komputer Mac kamu menjadi PC Windows secara utuh. Jadi, dengan menggunakan Boot Camp, kamu tidak akan merasakan perbedaan antara Windows yang dipasang ke PC, Laptop ataupun di perangkat komputer Mac. Penggunaan resource juga akan maksimal.
Kalau RAM 8GB ya berarti yang bisa dipakai murni 8GB. Begitu juga dengan prosesor, VGA, dan lain-lain. Jika kamu benar-benar membutuhkan Windows untuk pekerjaan yang berat semisal pemrograman .NET atau mengembangkan aplikasi Windows Store, tentu saja lebih baik menggunakan Boot Camp.
Lain halnya dengan Mesin Virtual yang penggunaannya harus berbagi resource dengan sistem operasi. Kamu tidak akan pernah bisa menggunakan RAM 8GB di komputer Mac dengan penuh. Begitu juga dengan prosesor, VGA, dan lain lain. Semuanya harus dibagi. Efeknya? Tentu kinerja tidak akan semaksimal Windows yang dijalankan melalui Boot Camp.
Kenyamanan
Boot Camp memang menawarkan kekuatan yang lebih. Namun ada yang harus dibayar. Apakah itu? Kenyamanan. Untuk menggunakan Windows, tentu saja harus reboot dulu. Kita tidak akan pernah bisa menggunakan Windows dan OS X secara bersamaan. Untuk beralih dari OS X ke Windows, atau Windows ke OS X, harus selalu melakukan reboot.
Bagaimana dengan mesin virtual? Mesin virtual memungkinkan kita bekerja secara bersamaan antara Windows dan OS X. Jadi, kita bisa merasakan kenyamanan lebih jika menggunakan mesin virtual. Jadi jika kamu ingin bisa bekerja dengan dua sistem operasi sekaligus, pilihlah mesin virtual.
Aku Mau Keduanya. Bisa?
Ya bisa saja gan. Jadi pas ingin kenyamanan, bisa pakai mesin virtual. Pas ingin kekuatan lebih, misal main game, masuk ke Boot Camp. Jadi plus minusnya bisa ditutupi? Ya nggak juga sih? Kalo nginstall dua Windows secara Real dan Virtual, ya yang dikorbankan adalah penyimpanan.
Bayangkan saja, sebuah Windows itu minimal butuh 20GB. Itu minimal-minimalnya biar bisa jalan. Jadi total 40GB sudah terkuras. Belum lagi kalau nginstall ini itu. Wah makin bengkak.
Solusinya? Install saja salah satu, mau secara virtual atau real machine. Kecuali kamu punya komputer Mac yang harddisknya 500GB hingga 1TB, nggak masalah. Mau install 5 Windows juga gak masalah heheheee…
Bagaimana Caranya Memilih Boot Camp atau Mesin Virtual?
Boot Camp bisa kita lakukan dengan sangat mudah. Kita tidak perlu mengunduh aplikasi tambahan karena aplikasi Boot Camp Assistant sudah tersedia dan tinggal pakai. Yang kita butuhkan cukup ISO Windows yang akan kita install. Untuk langkah langkahnya, bisa dibuka di sini -> Cara Install Windows di Mac OS X dengan Boot Camp
Untuk mesin virtual, kita bisa memilih beberapa pilihan. Coba saja VirtualBox. Selain karena merupakan mesin virtual paling populer, juga karena lisensinya yang gratis. Ada juga VMware dan Parallel Desktop. Kedua aplikasi itu menawarkan kemampuan yang sangat bagus, namun lisensinya berbayar.
Jadi, kamu pilih mana? Share pilihanmu di komentar yah