Peran sebagai orangtua memang tidak mudah, terutama dalam era kebebasan internet seperti sekarang, yang mana mengundang makin banyak anak dan remaja menyalahgunakan internet untuk berbagai hal negatif. Tuntutan untuk semakin proaktif terhadap perilaku berinternet anak, menjadikan orangtua banyak mengandalkan teknologi dan aplikasi tertentu guna mengawasi anak-anaknya. Salah satu aplikasi populer yang banyak digunakan orangtua, TeenSafe (dapat diunduh lewat iOS App Store dan Android Google Play), tenar karena telah membantu banyak orang tua memantau aktivitas pengiriman pesan anak-anak, memantau lokasi, mengakses riwayat browsing anak, serta juga memberi informasi kepada orangtua tentang aplikasi apa saja yang diinstal anak-anaknya. Meskipun terlihat sangat ‘menginvasi’ privasi, namun tentu saja secara hukum hal ini sah, karena orangtua diperbolehkan untuk memantau anak-anaknya sebelum mereka dapat bertanggungjawab sendiri secara hukum.
Sayangnya baru-baru ini, TeenSafe terkena masalah karena didapati ‘membocorkan’ informasi penggunanya, mencakup alamat email, password, dan juga Apple ID. Ini disebabkan karena perusahaan asal California, Los Angeles, yang mengembangkan aplikasi ini lalai meninggalkan servernya (yang di-hosting di cloud Amazon), tidak terlindungi dan dapat diakses oleh siapa saja tanpa password.
Seorang peneliti keamanan asal Inggris, Robert Wiggins, menemukan ada dua server yang bocor seperti ini. Kedua server ini langsung ditarik sehingga offline setelah ZDNet memperingatkan perusahaan ini. Juru bicara TeenSafe menyatakan bahwa pengguna tidak perlu terlalu khawatir, karena yang berada di server tersebut hanya data testing. “Kami telah mengambil tindakan dengan menutup server yang bocor bagi publik dan mulai memperingatkan pelanggan kami mengenai dampak yang mungkin terjadi,” ujar juru bicara TeenSafe kepada ZDNet.
Data yang bocor hanya berisi Apple ID dan alamat email terkait, nama perangkat, dan password untuk Apple ID anak yang dipantau. Tidak ada data berupa konten seperti foto, pesan, atau lokasi baik orangtua maupun anaknya.
Penelitian yang dilakukan ZDNet, dengan cara menghubungi para pemilik alamat email tersebut satu per satu juga mendapati bahwa ternyata alamat email dan password yang bocor adalah benar. Hingga saat ini, masih belum jelas mengapa data-data email dan password tersebut bisa bocor, bahkan tersimpan di plaintext sehingga memudahkan untuk di-download. TeenSafe sendiri membantah bahwa itu adalah kesalahan skema keamanan mereka. TeenSafe menyatakan bahwa mereka menggunakan enkripsi untuk mengamankan data dan bahkan memberikan opsi two factor authentication. Mereka masih berupaya meneliti situasi ini dan akan memberikan informasi tambahan jika sudah ada perubahan.
Apa yang harus dilakukan jika kita merupakan salah satu pengguna? Segeralah mengganti kata sandi terkait email yang kamu gunakan untuk aplikasi tersebut, termasuk juga kata sandi ID Apple kamu. Ini merupakan tindakan pencegahan agar pihak yang tidak bertanggungjawab nantinya tidak akan menggunakan data kamu dan berupaya mengakses data-data milik kamu lainnya menggunakan data yang bocor tersebut.
Sumber: ZDNet