Kasus saga desain keyboard MacBook dan MacBook Pro (utamanya edisi 2016) semakin memanas. Beberapa waktu lalu sekelompok pengguna membuat petisi menuntut Apple agar bertanggung jawab atas desain butterfly keyboard MacBook yang didapati rentan macet dan rusak. Kini petisi yang ditandatangani 23.000 orang tersebut masuk babak baru dengan hadirnya class action atas tindakan Apple yang dinilai sebagai ‘kejahatan’ karena dengan sengaja menjual barang berdesain ‘cacat’.
Class action ini diprakarsai oleh firma hukum Girard Gibbs yang menindaklanjuti keluhan para pengguna bahwa desain keyboard MacBook Pro 2016 cacat. “Para pemilik laptop telah melaporkan potensi cacat, yang mana menyebabkan tombol keyboard menjadi tidak responsif, dan cara untuk memperbaikinya hanyalah mengganti keyboard seluruhnya,” demikian dinyatakan secara resmi oleh firma hukum tersebut.
Sementara itu, petisi yang meminta Apple untuk mengganti desain keyboard MacBook Pro agar lebih reliabel, kini sudah ditandatangani oleh 23.000 orang.
Apple belum berkomentar secara resmi tentang kritik yang mengelilingi MacBook Pro. Tuntutan hukum tersebut sudah diajukan dan sepertinya Apple akan menghadapinya di pengadilan nanti.
Permasalahan pada keyboard ini sepertinya dipicu oleh obsesi tak berkesudahan Apple untuk menjadikan perangkatnya lebih tipis dan elegan. Seperti halnya diungkapkan Apple dalam situs webnya, dengan desain butterfly maka dimungkinkan Apple membuat MacBook dalam ukuran yang lebih kompak dan tipis. Meskipun indah, bagaimanapun juga keyboard merupakan bagian integral dari laptop. Akan sangat memalukan juga jika sebuah perangkat yang dibandrol semahal MacBook ternyata memiliki keyboard yang cepat rusak dan rentan. Padahal Apple sendiri juga sedang berjuang untuk meningkatkan penjualan MacBook yang meskipun terhitung laris, namun mencatatkan penurunan semenjak beralihnya fokus perusahaan paling berharga di dunia ini pada iPhone.
Sumber: BGR